Kredit perumahan beralih ke bank syariah
Kredit pemilikan rumah sekarang ini banyak pindah ke bank syariah setelah
Bank Indonesia dan Menteri Keuangan mengeluarkan aturan pembiayaan minimum uang
muka bagi bank konvensional pada pertengahan tahun 2012. "Hingga akhir
September 2012 telah penyaluran KPR sebesar Rp36 miliar atau meningkat 40
persen dibandingkan 2011 yang total hanya Rp28 miliar. Keputusan BI dan Menteri
Keuangan itu mengharuskan masyarakat yang akan memanfaatkan kredit bank untuk
membeli rumah atau kendaraan bermotor harus memiliki uang muka sebesar 30
persen dari total pembiayaan. Aturan itu hanya diterapkan kepada bank konvensional,
sementara unit syariah tidak terkena sehingga memiliki celah untuk menggunakan
regulasi lama yang memperbolehkan uang muka sebesar 10 persen dari total
pembiayaan. "Sejak aturan itu diberlakukan, BRI Syariah kerap menerima
"take over" kredit dari bank umum lain khusus bagi nasabah yang
kesulitan untuk membayar uang muka hingga 30 persen. Namun kondisi ini
diprediksi tidak berlangsung lama mengingat pemerintah juga mulai memikirkan
aturan bagi unit syariah
Tabungan Sebagai Media Pengorganisasian
Menabung sebenarnya sudah dikenal di masyarakat manapun di pelbagai
negara. Yang membedakan mungkin model dan prosesnya. Di masyarakat Indonesia,
tabungan juga sudah dikenal baik di masyarakat desa maupun kota, baik yang
dikelola secara individu maupun dalam kelompok. Tetapi yang banyak dikenal,
tabungan seringkali hanya dijadikan alat untuk sekedar mengumpulkan uang,
sebagaimanaarisan. Walaupun mungkin nantinya hasil yang akan diambil dari
menabung tidak harus berbentuk uang. Media tabungan yang dikelola oleh
masyarakat sendiri (non bank) dan para pengelolanya perempuan, bisa menjadi
media yang efektif bagi pengorganisasian komunitas. Karena relatif sudah
dikenal di pelbagai golongan masyarakat, maka Konsorsium kemiskinan Kota (UPC)
pun menggunakan tabungan sebagai salah satu media Pengorganisasian. Tentu saja
tabungan yang digunakan tidak seperti yang secara konvensional dikenal, tapi
ada modifikasi agar sesuai dengan strategi yang dibangun.
Tujuan dan Prinsip-prinsip Tabungan
Tujuan dan Prinsip-prinsip Tabungan
Tabungan ini mempunyai tiga prinsip sebagai kekuatan
yang saling terkait dan mendukung : (1) uang, (2) informasi (3) jaringan, Tiga
prinsip ini sebangun dengan strategi yang dikembangkan oleh UPC, yaitu
penguatan basis, advokasi dan pengembangan jaringan.
1. Mengumpulkan Uang
Mengumpulkan uang, bisa diartikan sebagai alat
untuk “mempertahankan
diri” tapi juga sekaligus untuk “menyerang”.
Mempertahankan diri yang dimaksud, agar jika ada kebutuhan yang mendesak,
rakyat miskin kota bisa memenuhinya sendiri dari uang yang ditabung dan tidak
perlu mencari hutangan dari pelbagai pihak khususnya rentenir. Dengan demikian,
mengumpulkan uang juga dimaksudkan mengikis tradisi menghutang yang telah
berakar dan berkarat pada masyarakat kita, sekaligus menghalau kebe dscn9264.
jpg radaan rentenir yang jumlahnya demikian banyak dan tiap hari berkeluyuran
di kampung-kampung miskin. Mengumpulkan uang dan dikelola oleh komunitas
sendiri juga bisa sebagai alat menyerang terhadap institusi perbankan modern
yang acapkali tidak pernah melayani kepentingan rakyat secara luas, khususnya
yang miskin. Selain itu, mengumpulkan uang dimaksudkan sebagai proses
pembelajaran rakyat miskin dalam mengelola uang, dan melatih rakyat untuk tidak
korup mulai dari hal-hal yang sangat kecil. Biasanya uang yang dikumpulkan akan
dibagi dalam beberapa kategori tabungan, seperti untuk tabungan jangka pendek,
jangka panjang, dan juga untuk uang kas kelompok. Jangka pendek misalnya untuk
keperluan sekolah, berobat, bayar kontrakan, dll. Tujuan jangka panjang misalnya
untuk renovasi rumah atau membeli tanah sebagai upaya untuk tidak digusur.
Tujuan jangka panjang diintegrasikan dengan isu-isu yang yang menjadi fokus
advokasi Jaringan Rakyat Miskin Kota.
2. Mengumpulkan Orang-berjaringan
2. Mengumpulkan Orang-berjaringan
Mengumpulkan orang dimaksudkan bahwa kelompok
tabungan setiap waktu harus menambah jumlah anggota dan secara rutin mereka
perlu berkumpul. Kekuatan rakyat miskin sangat bergantung pada jumlahnya yang
besar, sehingga dengan jumlah yang besar dan terorganisir maka posisi tawar
mereka akan tinggi. Jika jumlahnya kecil dan terpecah-pecah, maka rakyat miskin
akan terus dipinggirkan. Pengembangan atau perluasan jaringan antar kampung
kemudian menjadi sesuatu yang harus dilakukan. Proses ini juga biasa disebut
dengan perluasan jaringan secara horisontal (horisontal networking).
3. Mengumpulkan Informasi dan Memecahkan Masalah
Mengumpulkan informasi/masalah dan sekaligus
memecahkannya merupakan tahapan yang paling sulit. Tetapi proses ini yang
membedakan dari model tabungan konvensional. Dalam tabungan ini, peran kolektor
sangat besar dan menjadi titik kunci dalam keberhasilan pengorganisasian.
Selain tugasnya menarik uang dari anggotanya yang dilakukan setiap hari (
karena tabungannya harian), kolektor juga punya kewajiban untuk mengumpulkan informasi
atau masalah yang dihadapi masing-masing anggota tabungan maupun masalah
komunitas. Idealnya, satu kelompok tabungan mempuny dscn4693. jpg ai sekitar 10
sampai 15 anggota, sehingga ketika kolektor jalan untuk menarik uang ke
anggotanya, dia tetap punya waktu untuk ngobrol dan menggali informasi atau
masalah dari anggotanya. Kemudian informasi atau masalah yang didapatkan
dibicarakan dan dicari jalan pemecahannya dalam pertemuan rutin kelompok yang
dihadiri oleh semua anggota dan pengurusnya seminggu sekali. Semua masalah
diutarakan, kemudian dipilih mana yang diprioritaskan untuk dibahas lebih
mendalam dan dicari jalan pemecahannya. Masalah itu mungkin soal banjir,
ancaman penggusuran, anak anggota tabungan yang sakit atau tidak sanggup bayar
biaya sekolah, sampah yang menyumbat saluran air, penyakit demam berdarah yang
menjangkiti warga, anak yang tidak memiliki akte kelaihran, kekerasan dalam
rumah tangga, dsb. Penyelesaian masalah bisa dimulai dari sesuatu yang
pragmatis dan bisa dipecahkan dengan cepat hingga pengembangan ke arah yang
transformatif. Misalnya, jika ada anggota keluarga anggota tabungan yang sakit
sementara dia tidak punya biaya untuk berobat, maka secara sukarela anggota
kelompok melakukan saweran atau mengumpulkan uang di samping juga diambilkan
dari uang kas kelompok tabungan, untuk membantu yang sakit berobat. Tapi
prosesnya tidak berhenti disitu. Setelah di rumah sakit, ada upaya untuk
mend`patkan pengobatan secara gratis. Jika ini masih tidak bisa maka ada upaya
advokasi karena sebagai warga negara Indonesia, rakyat miskin juga mempunyai
hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Jadi, tindakan untuk menyelesaikan
masalah yang dihadapi bisa bermacam-macam dimulai dari sesuatu yang kecil yang
bisa dilakukan oleh kelompok tabungan sendiri sampai penyelesaian secara
struktural. Hingga April 2008, dari 35 kampung yang terorganisir, ada 58
kelompok tabungan terorganisir dengan 1.262 anggota.
Menteri Kelautan dan Perikanan
Sharif Cicip Sutardjo mengemukakan, terdapat lima perbankan nasional yang siap
mengucurkan permodalan.
Kelima perbankan itu, yakni Bank Rakyat Indonesia
(BRI), Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Mandiri, Bank Tabungan Negara (BTN),
dan Bank Syariah Mandiri. BTN, bahkan menyatakan komitmen untuk membantu pendanaan
revitalisasi tambak untuk Kabupaten Serang, Provinsi Banten, sebesar Rp 40
miliar.
"Kegiatan usaha di tambak itu pasti ada
risikonya, tetapi kita telah berhasil menurunkan risiko itu dengan menggunakan
teknologi plastik mulsa supaya penyakit dari tanah tidak menginfeksi
ikan," ujar Sharif, dalam siaran pers di Jakarta, Rabu (5/12/2012).
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah
mencangkan revitalisasi tambak udang dan bandeng di Jawa Barat dan Banten
dengan total lahan seluas 1.500 hektar. Lahan tersebut diperuntukkan
bagi tambak udang seluas 1.000 ha dan 500 Ha untuk ikan bandeng.
Kegiatan tambak percontohan tersebut tersebar di
enam kabupaten, yakni Serang, Tangerang, Karawang, Indramayu, Subang, dan
Cirebon. Revitalisasi ditargetkan mendorong produktivitas tambak dari semula
0,5 ton per ha tambak tradisonal menjadi 15 ton/ha tambak intensif
Bank Indonesia (BI) memproyeksikan pertumbuhan
perbankan syariah pada 2013 akan berada pada kisaran 40 persen.
Kepala Divisi Riset Departemen Perbankan
Syariah BI, Nasirwan Ilyas, mengatakan pertumbuhan perbankan syariah sepanjang
2012 mengalami perlambatan.
Bila dilihat dari pertumbuhan
aset, per triwulan 3, November 2012 hanya tumbuh sekitar 20,2 persen bila
dibandingkan dengan akhir tahun lalu. Posisi aset sampai saat ini adalah Rp
174,8 triliun. "Padahal pertumbuhan aset 2011 mencapai 49 persen,"
katanya, Senin (3/12).
Hal serupa juga dialami oleh
dana pihak ketiga (DPK). Per pekan ketiga November DPK perbankan syariah adalah
Rp 135,9 triliun. Nilai ini tumbuh hanya 17,9 persen bila dibandingkan dengan
akhir tahun lalu. Sepanjang 2011 pertumbuhan DPK mencapai 38,8 persen.
Nasirwan melanjutkan pangsa
pasar syariah baru 4,32%. Dia berharap target market share 2013 yang sebesar
lima persen bisa dicapai pada awal tahun depan meskipun seharusnya pangsa pasar
tersebut sudah harus dicapai pada 2008.
Hal serupa juga terjadi pada
pembiayaan yang tumbuh 34,5 persen menjadi Rp 138,2 triliun. Tahun lalu
pembiayaan bisa tumbuh hampir 51 persen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar